Rabu, 28 September 2016

MENGAMATI BAGIAN-BAGIAN SEL

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan ini dengan baik. Kami juga berterima-kasih kepada Ibu Dra. Budi Winarni, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada kami kelompok  untuk membuat laporan hasil pratikum ini. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk pendidikan dalam profesi keguruan.
            Harapan kami semoga Laporan ini membantu menambah  pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan ini.


Manado, Agustus 2016


Penulis,


                                                             


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1    Latar Belakang...............................................................................................................................3
1.2    Tujuan Praktikum..........................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1 Sel......................................................................................................................................................4
2.2 Dasar Struktur Sel...........................................................................................................................4
2.3Sel Prokariotik dan Eukariotik.......................................................................................................5
2.4 Sel Tumbuhan..................................................................................................................................5
2.5 Sel Hidup dan Sel Mati....................................................................................................................6
2.6 Berbagai Metoda dalam Pengkajian Sel........................................................................................6
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................................7
3.2.1 Alat.................................................................................................................................................7
3.2.2 Bahan.............................................................................................................................................7
3.3 Cara Kerja........................................................................................................................................7
3.3.1 Pengamatan Sel Pada Daun Rhoeo discolor/Bunga Pikso.........................................................7
3.3.2 Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)..........................................................................7
3.3.3 Pengamatan Sel Gabus (Manihot utilisima)................................................................................8
3.3.4 Pengamatan Serat Kapas.............................................................................................................8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................9
4.1 Hasil...................................................................................................................................................9
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sel........................................................................................................9
4.2 Pembahasan......................................................................................................................................9
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................12
5.2 Saran...............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang

Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atau bagi ilmu kimia: Seluruh organisme terdiri atas sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi sederhana yang dapat hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk kehidupan yang berwujud organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler, tubuhnya merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ. Sel dapat dipisahkan menjadi unit dasar ari struktur dan fungsi organisme. Setiap makhluk hidup tersusun atas satu sel (uniseluer). Ada juga yang tersusun atas banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat seluler muncul dari keteraturan struktural, yang memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan korelasi antara struktur dan fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel di dalam tubuh yang secara mikroskop dapat dibedakan, namun semuanya memiliki struktur yang sama. Sel dibagi dalam dua kompartemen utama, nukleus dan sitoplasma disekitarnya, yang mudah dibedakan berdasarkan bentuk dan ciri pulasannya (Fawcett, 2002).
Adapun yang melatarbelakangi pengenalan sel dilaksanakan agar kita semua dapat mempelajari dan mengenali struktur sel, ukuran sel dan bentuk. Serta dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan.

1.2            Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum sel adalah sebagai berikut:
1.      Mengamati bagian-bagian sel hidup dan mati.
2.      Mengenal susunan sel pada Rhoeo discolor atau bunga pikso.
3.      Mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan.
4.      Mengetahui susunan dan letak dinding sel, sitoplasma, nukleus dan plastida dalam satu sel.



  
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Sel
              Pada tahun 1655 sel ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke mengambil sebagian dari jamur yang ada di botol yang kemudian ditelitinya. Kemudian dia melihat bentuk seperti kamar. Bentuk inilah yang kemudia diberi nama sel. Dalam tubuh kita terdapat hampir 200 jenis sel. Pada umumnya, sel memiliki struktur tubuh yang sama tetapi bentuknya bisa berbeda-beda. Perbedaan bentuk sel terkait degan perbedaan kerja yang dilakukannya dan tempat di mana mereka berada (Sema, 2007).

2.2     Dasar Struktur Sel
              Sel adalah unit kehidupan terkecil, yang berarti sel ini menjalani metabolisme, homeostatis, pertumbuhan dan reprokduksi. Bagian dalam sel eukariota terbagi menjadi berbagai kompartemen fungsional termasuk nukleus. Sel prokariotik biasanya lebih kecil dan lebih sederhana, tidak memiliki nukleus, Sel berbeda dalam hal ukuran, bentuk dan aktivitas. Menurut Prasaja (2009), semua sel-sel mirip dalam tiga aspek, yaitu:
1.      Membran plasma adalah membran terluar sel. Membran ini memisahkann aktivitas metabolisme dari peristiwa di luar sel, tetapi tidak mengisolasi bagian dalam sel. Air, karbon dioksida dan oksigen dapat menembus membran ini. Zat lain dapat menembus dengan bantuan protein membran.
2.      Semua sel eukariota memulai kehidupan dengan sebuah nukleus. Bentuk yang memiliki mebran ganda ini mengandung DNA sel eukariota DNA sel prokariota terpusat di bagian sitoplasma yang disebut nukleoid.
3.      Sitoplasma merupakan campuran semu fluida dan air, gula ion dan protein yang berada di antara membran plasma dan daerah DNA. Berbagai komponen sel berada di dalam sitoplasma. Contohnya ribosom, struktur tempat pembentukan protein, terdapat di sitoplasma.
Hubungan fisik, perbandingan antara permukaan dan volume memengaruhi ukuran dan bentuk sel. Dengan perbandingan ini, volume objek meningkat dalam pangkat diameternya sedangkan luas permukaan meningkat dalam kuadran (Prasaja, 2009).

2.3     Sel Prokariotik dan Eukariotik
              Kata prokariotik berarti sebelum nukleus, yang mengingatkan bahwa prokariota ada sebelum eukariota pertama. Prokariota memiliki satu sel, kelompok sel-sel ini merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling berfariasi. Prokariota hampir menempati semua lingkungan di bumi, meliputi tempat yang sangat tidak ramah. Domain bakteri dan Archea meliputi semua prokariota. Sel dari dua domain ini sama dalam penampilan dan ukuran tetapi berbeda dalam detail stuktur dan metabolisme. Kebanyakan sel prokariotik tidak lebih lebar dari satu mikrometer. Spesies berbentuk batang hanya beberapa mikrometer. Tidak satupun yang mempunyai rangka internal, tetapi filamen protrin di bagian bawah membran plasma memberi bentuk sel. Filamen ini juga berfungsi sebagai rangka stuktur internal (Prasaja, 2009).
                 Semua sel eukariota memulai kehidupannya dengan nukleus. Eu berarti benar, karyon berarti karnel (nukleus). Nukleus adalah organel. Organel adalah struktur yang menjalankan fungsi tertentu dalam sel. Banyak organel terutama dala sel eukariota, dibungkus membran. Seperti semua membran sel, membran yang mengelilingi organel mengontrol jenis dan jumlah zat yang membungkusnya. Kontrol ini memelihara kondisi lingkungan internal yang mendukung organel sel untuk menjalankan fungsinya. Suatu organel mungkin berfungsi untuk mengisolasi toksin atau zat yang sensitif terhadap organel lainnya, mentransfer beberapa zat melaui sitoplasma, memelihara keseimbangan cairan, atau menyediakan lingkungan yang memungkinkan  terjadinya reaksi yang tidak dapat terjadi di sitoplasma (Prasaja, 2009).
                 Interaksi antar sistem organ mempertahankan kondisi tubuh hewan, interaksi antar sistem organel mempertahankan kondisi sel. Zat dipindahkan dari organel yang satu ke yang lain dan keluar-masuk membran plasma (Prasaja, 2009).

2.4     Sel Tumbuhan
                 Sel-sel eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan. Tetapi ada sejumlah perbedaan penting antara sel-sel dari organisme-organisme dalam kedua kingdom tersebut. Sel-sel tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel ekstraseluler, yang terbuat dari selulosa. Dinding sel ditemukan pula pada fungi dan bakteri, tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari kebanyakan sel tumbuhan. Vakuola merupakan ciri yang cukup menonjol pada sel tumbuhan. Sentriol biasanya tidak ditemukan pada sel tumbuhan, sedangkan sel hewn selalu  memiliki sepasang sentriol yang terletak tepat di luar nukleus. Tumbuhan sangat berbeda dari hewan dalam hal detil-detil spesifik dari pembelahan sel (mitosis), walaupun ciri-ciri umum dari fungsi reproduktif tersebut mirip dengan kedua kelompok organisme tersebut. (Fried, 2005).

2.5     Sel Hidup dan Sel Mati
              Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting dalam metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal itu ditandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupa dan hanya berupa dinding sel (Campbell, 2000).

2.6     Berbagai Metoda dalam Pengkajian Sel
              Sel selain berukuran kecil juga rumit dalam organisasinya, sehingga berbagai kesulitan dihadapi para peneliti. Sebuah sel sulit diamati strukturnya, sulit diungkapkan komposisi molekulnya dan lebih sulit lagi masih harus menjelaskan fungsi berbagai komponennya. Begitu beranekaragamnya teknik-teknik percobaan yang telah dikembangkan untuk mengkaji sel. Sebagian besar kemajuan dalam biologi sel termasuk hal yang menarik dalam masa-masa mutakhir ini telah meloncat ke pengenalan pemakaian metode-metode baru, untuk dapat benar-benar memahami biologi sel, orang harus dapat mengerti sesuatu dari teknik-teknik percobaan (Subowo, 1995).




BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1            Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Biologi Umum Pengamatan Sel dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Agustus 2016. Bertempat di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 9 BINSUS Manado.

3.2            Alat dan Bahan
3.2.1    Alat
1)      Silet
2)      Mikroskop
3)      Pipet
4)      Kaca Objektif (Objek Glass)
5)      Kaca Penutup (Deck Glass)
6)      Beker Glass
7)      Kertas Tissue

3.2.2    Bahan
1)      Bawang Merah
2)      Kapas
3)      Empulur Ketela Pohon
4)      Air
5)      Daun Rhoeo Discolor/Bunga Pikso

3.3            Cara Kerja
3.3.1    Pengamatan Sel Pada Daun Rhoeo discolor/Bunga Pikso
1.      Koreklah/ambillah bagian daun yang berwarna ungu pada daun tersebut.
2.      Taruh bagian daun yang telah diambil tersebut ke atas Kaca Objektif.
3.      Tetesi dengan sedikit air.
4.      Tutup bagian daun tersebut dengan Kaca Penutup.
5.      Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.

3.3.2    Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)
1.      Bukalah satu lapis umbi bawang merah dan buatlah sayatan kulit dari umbi lapis tersebut.
2.      Letakan sayatan di Kaca Objektif dan beri 1 tetes air dan tutup dengan Kaca Penutup (Deck Glass) secara perlahan jangan sampai ada gelembungan udara.
3.      Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.

3.3.3    Pengamatan Sel Gabus (Manihot utilisima)
1.      Ambillah gabus dari ketela pohon, pada bagian tengah batang.
2.      Buatlah sayatan setipis mungkin, lalu letakkan sayatan di atas Objek Glass dan beri setetes air.
3.      Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran kuat.

3.3.4    Pengamatan Serat Kapas
1.      Letakkan beberapa tetes air pada Objek Glass.
2.      Ambil 2-3 helai serat kapas dan letakkan pada tetesan air tersebut.
3.      Tutuplah dengan Deck Glass secara hati-hati jangan sampai ada gelembung udara.
4.      Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran kuat.





BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1            Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Sel
No.
Nama
Gambar (Perbesaran 10 x 10)
Keterangan
1.
Bawang Merah (Allium Cepa)

1.      Inti sel
2.      Sitoplasma
3.      Dinding Sel
2.
Kapas (Gossypium sp.)
1.      Sitoplasma
2.      Dinding sel
3.
Gabus (Manihot Utilisima)
1.      Dinding sel
2.      Sitoplasma
4.
Rhoeo Discolor
1.      Dinding sel
2.      Inti sel
3.      Sitoplasma

4.2            Pembahasan
Dari praktikum pengamatan sel yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa objek atau bahan yaitu, bawang merah (Allium cepa), Gabus, Kapas (Gossypium sp.) dan Rhoeo discolor di dapat hasil sebagai berikut.
Pada bawang merah (Allium cepa) yang merupakan sel tumbuhan dan sel epidermisnya termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel dan mempunyai cairan di dalamnya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah disebut nukleoplasma. Cairan tersebut berfungsi untuk melindungi vakuola. Bentuk sel bawang merah seperti balok yang disusun miring. Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel, dinding sel, kloroplas, membran sel dan sitoplasma. Epitel pada bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel dan sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.
Pada sel gabus bentuknya adalah seperti segi delapan, ada juga yang seperti segi lima atau segi enam. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel dan tidak memiliki aktivitas yang terjadi seperti pada bawang merah. Pada gabus hanya terdapat dinding sel dan vakuola saja sementara bagaian yang lain kosong, sel mati ini juga tidak berperan bagi kehidupan.
Sel kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji yang dihasilkan pohon kapas yang tumbuh di daerah tropika dan subtropika. Serat kapas ini banyak digunakan dalam industri tekstil. Serat itu diolah dengan cara dipintal untuk menjadi benang dan ditenun untuk menjadi benang dan ditenun untuk menjadi kain. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati sel kapas di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 diketahui bahwa sel kapas adalah sel sklerenkim yang berfungsi sebagai jaringan penguat pada tumbuhan. Sel Gossypium sp adalah sel tunggal dari epidermis atau selaput luar biji yang mengalami pemanjangan. Sel Gossypium sp berbentuk serat-serat seperti benang terpilin yang memanjang. Sel Gossypium sp hanya memiliki dinding sel dan torsi di beberapa bagian. Torsi merupakan inti sel yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada sel Gossypium sp tidak terdapat inti sel dan sitoplasma serta organel hidup lainnya, karena itu sel Gossypium sp tergolong sel mati karena tidak memiliki inti sel dan sitoplasma sehingga sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup.
Pengamatan pada daun Rhoeo discolor bentuknya berupa segi enam yang terdapat lima organel, yaitu dinding sel, membran sel, sitoplasma, retikulum endoplasma dan nukleus. Namun pada saat meneliti lewat mikroskop yang terlihat hanyalah nukleus dan dinding sel karena sel tersebut adalah sel hidup. Rhoeo discolor juga mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem.
Pada sel gabus, terlihat seperti deretan ruang-ruang kosong berbentuk segi enam. Pada sel gabus juga tidak terlihat organel apapun yang menyusun sel tersebut kecuali dinding sel, pada sel gabus selnya mati dikarenakan sel gabus tidak melakukan aktifitas dan tidak memiliki bagian-bagian seperti pada sel tumbuhan karena sel gabus adalah bagian dari Sel tumbuhan (Sema, 2007).
Sel gabus adalah jaringan pada tumbuhan agar jaringan di bawah Sel gabus ini tidak kehilangan kebanyakan air. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.
Serat kapas termasuk sel prokariotik karena tidak memiliki inti sel dan termasuk sel mati karena tidak memiliki inti sel bagian yang menyusun dari serat kapas adalah, dinding sel, lumen dan torsi. Rhoeo discolor mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih kompleks. Selnya termasuk sel tumbuhan karena memiliki dinding sel. Rhoeo discolor ini termasuk sel hidup.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan ada dua sel, yaitu sel hidup dan sel mati. Sel yang dimaksud sel hidup, yaitu sel yang mempunyai dinding sel dan inti sel dan sedangkan sel mati yaitu sel yang tidak mempunyai dinding sel dan inti sel. Pengamatan sel bawang merah termasuk sel hidup dan sel matinya kapas karena tidak mempunyai dinding sel dan inti sel (Deroberits, 1975).
Sitoplasma ini terdiri dari medium semi cair yang dibuat oleh sitosol, yang di dalamnya itu terdapat dengan organel-organel yang mempunyai bentuk sebagai dalam sel prokariotik, sesuai dengan yang kami lakukan waktu praktikum itu terdiri dari bawang merah atau Allium cepa yang terdapat dengan membran plasma, inti sel dan terdapat dengan dinding sel yang berbentuk bulat dan berwarna merah (Campbell, 2000).
Membran plasma adalah perluasan yang memberan yang di dalam sel tersebut. Dengan mikroskop elektron, pada yang sudah nampak dengan sel tersebut dengan berpasang-pasangan dan memberan ini mempunayi struktur yang terdapat lipid dan protein dan memberan plasma, dan di dalam praktikum yang kami lakukan dan yang kami amati itu terdapat dalam gabus terdapat dengan dinding sel dan vakuela dan sedangkan pada kapas itu terdapat dengan dinding sel, lumut dan senterosol yang di dalamnya yang ketiga tersebut termasuk dengan di dalam struktur sel (Campbell, 2000).
Dalam dan bentuk dan struktur sel itu terdapat yang namanya membran sel adalah suatu batasan antara sel dengan lingkungan yang terdapat dalam membran sel. Membran sel juga dapat berfungsi untuk interfase antar mesin-mesin yang bagian dalam sel dan cairan yang membasahi di dalam sel. Membran sel yang sangat tipis sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron (Campbell, 2000).
Di dalam sel itu biasanya terdapat dengan nukleus dan mitokanderia itu yang terdapat dalam struktur yang sangat banyak dalam sel tumbuhan. Nukleus merupakan pusat pengendalian sel, sebagai contoh sel yang terdapat dalam nukleus contohnya amoeba, yang sedangkan mitokanderia itu terdapat juga dalam struktur sel yang berbentuk tongkat dan berbentuk 0,2 um (Campbell, 2000).
Di dalam sel juga mempunyai ciri-ciri penting yang sama dalam sel itu terdapat dalam proses kimia sel, itu terdapat ratusan reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya sel yang telah ditemukan. Beberapa reaksi kimia yang telah ditentukan dengan menghasilkan energi bebas yang terdapat dalam sel yang pertama itu pembakaran bahan bakar kayu, yang telah terdapat dalam persamaa yang sama dengan mempercepat reaksi dengan menaikkan suhu yang terdapat dengan reaksi kimia dalam sel, baik itu sel hewan maupun yang terdapat dalam sel tumbuhan (Campbell, 2000).







BAB 5
PENUTUP

5.1            Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktikum diatas ialah sebagai berikut:

     Pada sel bawang merah terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma. Pada sel kapas terdapat sitoplasma dan dinding sel. Pada sel gabus terdapat sitoplasma dan dinding sel dan pada sel Rhoeo discolor terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma.

5.2            Saran

Sel merupakan unit terkecil penyusun dari makhluk hidup sehingga sebagai calon guru biologi pegamatan sel dirasakan sangat penting sehingga dapat membantu siswa/mahasiswa dengan mudah dapat membedakan sel yang hidup dengan sel yang mati.




DAFTAR PUSTAKA

·         Campbell, Nail A. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga
·         Fawcett, Don W. 2002. Buku ajar Histologi. Jakarta: EGC
·         George, H Friedd. 2011. Biologi. Jakarta: Erlangga
·         Gul, Sema. 2007. DNA dan sel. Jakarta: Yudihstira
·         Psasaja, Yenny. 2009. Biologi. Jakarta: Salemba Teknika.
·         Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa Bandung.
·         http://rahmahawaliyah.blogspot.co.id/2015/05/


            

Tidak ada komentar: