Teori atom Dalton yang di kembangkan pada
awal tahun 1800 menjadi dasar perkembangan ilmu kimia, terutama dalam
menjelaskan reaksi-reaksi kimia. Perkembangan teori atom Dalton tidak terlepas
dari penyelidikan para ahli kimia pada akhir abad ke-17. Mereka menyelidiki
hubungan antara jumlah zat hasil reaksi dengan jumlah zat pereaksi.
Penyelidikan yang mereka lakukan melahirkan hukum-hukum dasar kimia.
- HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)
Antoine Laurent Lavoisier adalah seorang ahli
kimia Perancis yang merupakan pelopor
kimia modern. Melalui beberapa percobaan, Lavoisier berhasil mengkaji
reaksi-reaksi kimia secara kuantitatif.
Melalui beberapa percobaan,
Lavoisier menguji sifat reaksi pembakaran. Berdasarkan hasil
percobaan-percobaan ini, ia menunjukkan bahwa pembakaran adalah suatu proses
melibatkan kombinasi suatu unsur dengan oksigen. Ia juga menunjukkan peranan
oksigen dalam pernapasan binatang dan tumbuhan. Penjelasan Lavoisier tentang
pembakaran menggantikan teori flogiston,
yang mendalilkan bahwa benda-benda melepaskan suatu zat yang disebut flogiston
ketika zat tersebut terbakar.
Salah satu percobaan paling penting Lavoisier adalah tentang massa
zat-zat dalam suatu reaksi kimia. Melalui sebuah percobaan, Lavoisier
menunjukan bahwa, meskipun suatu zat berubah bentuk dalam suatu reaksi kimia,
tetapi kuantitas (massa) zat tersebut adalah sama setelah dan sebelum reaksi
untuk setiap reaksi kimia. Percobaan ini membuktikan kebenaran hukum kekekalan
materi, yang kemidian melahirkan hukum kekekalan massa. Dalam hal ini, hukum
kekekalan massa tersebut dinyatakan sebagai berikut
Kesimpulan
Lavoisier di atas diperoleh berdasarkan hasil percobaan pembakaran timah dengan
dua perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama, timah dibakar di temapt
terbuka, sedangkan pada perlakuan kedua, timah dibakar di tempat tertutup.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa timah yang dibakar di tempat terbuka
mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar, sedangkan timah yang
dibakar di tempat tertutup tidak mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah
dibakar.
Menurut Lavoisier, pembakaran zat di
tempat terbuka menyebabkan zat tersebut menyerap atau melepaskan zat lain dari
dan ke udara, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan massa zat, sedangkan
pada tempat tertutup tidak ada zat lain yang diserap atau dibebaskan selama
reaksi, sehingga massa zat relatif tetap.
Contoh
Logam
magnesium bermassa 4 gram dibakar dengan oksigen menghasilkan magnesium oksida.
Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, berapa gram massa magnesium oksida
yang dihasilkan?
Massa
zat-zat hasil reaksi = Massa zat-zat sebelum reaksi
Massa
magnesium oksida = massa magnesium + massa oksigen
= 4 gram + 6 gram
= 10 gram
2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)
Tiga
orang masing-masing Anto, Budi, dan Candra membuat natrium klorida (garam
daour) dengan mereaksi logam natrium dengan gas klor. Hasil yang diperoleh oleh
ketiga orang tersebut adalah sebagai berikut.
Tentukan:
a. Massa
gas klor yang dugunakan oleh Anto, Budi, dan Candra
b. Perbandingan
massa natrium dan gas klor yang digunakan oleh Anto, Budi, dan Candra
Penyelesaian:
Jadi,
perbandingan massa natrium dengan massa gas klor pada senyawa NaCl yang dibuat
oleh Anto, Budi, dan Candra adalah sama dengan 1 : 1,54.
Berdasarkan contoh soal di atas,
jelaslah bahwa suatu senyawa yang dibuat dengan cara yang berbeda, ternyata
mempunyai komposisi yang sama (tetap).
Pada
contoh senyawa garam dapur (NaCl), perbandingan massa natrium dengan massa gas
klor menunjukkan nilai yang tetap meskipun dibuat oleh orang yang berbeda
ataupun dengan cara yang berbeda dan hal ini membuktukan kebenaran hukum Poust.
3. HUKUM KELIPATAN BERGANDA (HUKUM DALTON)
John
Dalton merupakan
salah seorang ilmuan yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam,
termasuk kimia. Selain mengemukakan teori atom, John Dalton juga mengemukakan
sebuah hukum yang menerangkan tentang senyawa, yang dikenal dengan hukum
kelipatan berganda atau hukum Dalton. Hukum ini menyatakan
bahwa “Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa
salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain
dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.”.
Dengan kata lain, hukum Dalton menyatakan bahwa suatu senyawa disusun oleh
atom-atom yang mempunyai massa berbeda dan bergabung dengan perbandingan massa
yang sederhana.
Contoh
Karbon
dan hidrogen dapat membentuk beberapa senyawa, misalnya propana (C3H8)
dengan propena (C3H6). Karena massa karbon dalam kedua
senyawa sama, maka perbandingan massa H dan C3H8 dengan
massa H dalam C3H6 merupakan bilangan bulat sederhana,
yaitu 8 : 6 = 4 : 3.
4. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME
a. HUKUM
GAY-LUSSAC
Seorang
ilmuan berkebangsaan Perancis, yang bernama Joseph Louis Gay-Lussac
(1778-1850) pada tahun 1809 telah
melakukan percobaan untuk menyelidiki volum zat (gas) dalam suatu reaksi. Gay
Lussac melakukan percobaan tersebut karena terinspirasi oleh hasil eksperimen Henry Cavendish yang menemukan bahwa pada suhu dan tekanan
tetap, perbandingan volume hidrogen dengan volum oksigen yang membentuk air
adalah 2 : 1.
Dari hasil percobaannya tersebut, Gay-Lussac menemukan fakta-fakta sebagai berikut:
a.
Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas
oksigen membentuk uap air pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap, volum uap air
sama dengan 2 : 1 : 2.
b.
Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas
klor membentuk uap hidrigen klorida pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap,
perbandingan volum gas hidrogen : volum gas klor : volum uap hidrogen
klorida sama dengan 1 : 1 : 2.
c.
Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas
hidrogen membentuk gas amonia pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan
volum gas nitrogen : volum gas nitrogen : volum gas amonia sama dengan 1 : 3 :
2.
Berdasarkan
hasil percobaannya, Gay-Lissac berhasil merumuskan sebuah hukum dasar kimia,
yairu hukum perbandingan volume
atau hukum Gay-Lussac. Huku ini menyatakan bahwa perbandingan volum
gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia (baik pereaksi maupun zat hasil
reaksi) merupakan bilangan bulat dan sederhana. Hukum perbandingan volum ini
berlaku pada reaksi gas-gas yang susunan molekulnya sederhana.
Bagaimana cara Gay-Lussac membuat
pereaksi dan zat hasil reaksi agar selalu dalam bentuk gas? Untuk melakukan hal
tersebbut Gay-Lussac mencampurkan
gas-gas pereaksi di dalam tabung tertentu yang dinamakan dengan tabung eudiometer, kemudian pada
campuran gas-gas tersebut dilewatkan bunga api listrik agar terjadi reaksi. Hasil
reaksi dan gas sisa dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen gas dalam tabung dengan cara mengubah wujud uap menjadi cair.
b. HUKUM
AVOGADRO
Hukum
Avogadro menyatakan: “pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas
yang volumenya sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.” Amadeo Avogadro berpendapat bahwa
satuan terkecil dari suatu zat tidak harus atom, tetapi dapat berupa gabungan
atom atom yang sejenis maupun berbeda jenis, yang disebut molekul. Sehingga, bila
bagian terkecil dari gas hidrogen dan oksigen adalah molekul yang merupakan
gabungan dari dua atom. Maka didapatkan :
1
molekul hidrogen +
molekul oksigen → 1 molekul air
(2atom hidrogen) + (1 atom oksigen)→ (2 atom hidrogen + 1 atom oksigen)
(2atom hidrogen) + (1 atom oksigen)→ (2 atom hidrogen + 1 atom oksigen)
Berdasarkan
konsep tersebut, maka sampai sekarang gas-gas (kecuali gas mulia) dianggap
sebagai molekul diatomik (gabungan dari dua atom (sehingga penulisan rumus
kimia gas hidrogen adalah H2; oksigen O2; nitrogen N2;
dan seterusnya.
sumber
1.
Sunardi.
2007. Kimia Bilingual kelas X. Bandung: YRAMA WIDYA.
2.
Sudarmo,
Unggul. 2013. Kimia kelas X. Jakarta: ERLANGGA.
3.
Sandri
Justiana dan Muchtaridi. 2007. CHEMISTRY. Jakarta: YUDHISTIRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar