KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan ini dengan baik. Kami juga berterima-kasih
kepada Ibu Dra. Budi Winarni, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada kami
kelompok untuk membuat laporan hasil
pratikum ini. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga Laporan ini
membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan Laporan ini.
Manado,
Agustus 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
1.1
Latar
Belakang...............................................................................................................................3
1.2
Tujuan
Praktikum..........................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1 Sel......................................................................................................................................................4
2.2 Dasar
Struktur Sel...........................................................................................................................4
2.3Sel Prokariotik dan Eukariotik.......................................................................................................5
2.4 Sel
Tumbuhan..................................................................................................................................5
2.5 Sel
Hidup dan Sel Mati....................................................................................................................6
2.6 Berbagai
Metoda dalam Pengkajian Sel........................................................................................6
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................................7
3.2.1 Alat.................................................................................................................................................7
3.2.2 Bahan.............................................................................................................................................7
3.3 Cara Kerja........................................................................................................................................7
3.3.1 Pengamatan Sel Pada Daun Rhoeo discolor/Bunga Pikso.........................................................7
3.3.2 Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)..........................................................................7
3.3.3 Pengamatan Sel Gabus (Manihot utilisima)................................................................................8
3.3.4 Pengamatan Serat Kapas.............................................................................................................8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................9
4.1 Hasil...................................................................................................................................................9
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sel........................................................................................................9
4.2 Pembahasan......................................................................................................................................9
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................12
5.2 Saran...............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sel
sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atau bagi ilmu kimia: Seluruh
organisme terdiri atas sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan
kumpulan materi sederhana yang dapat hidup. Selain itu terdapat beragam bentuk
kehidupan yang berwujud organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih
kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan bersifat multiseluler, tubuhnya merupakan
kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan lama
jika masing-masing berdiri sendiri. Namun demikian, ketika sel ini disusun
menjadi tingkat organisasi yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ. Sel
dapat dipisahkan menjadi unit dasar ari struktur dan fungsi organisme. Setiap
makhluk hidup tersusun atas satu sel (uniseluer). Ada juga yang tersusun atas
banyak sel (multiseluler) kehidupan pada tingkat seluler muncul dari
keteraturan struktural, yang memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan
korelasi antara struktur dan fungsi sel, terdapat ribuan jenis sel di dalam
tubuh yang secara mikroskop dapat dibedakan, namun semuanya memiliki struktur
yang sama. Sel dibagi dalam dua kompartemen utama, nukleus dan sitoplasma
disekitarnya, yang mudah dibedakan berdasarkan bentuk dan ciri pulasannya
(Fawcett, 2002).
Adapun
yang melatarbelakangi pengenalan sel dilaksanakan agar kita semua dapat
mempelajari dan mengenali struktur sel, ukuran sel dan bentuk. Serta dapat
membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum sel adalah sebagai berikut:
1.
Mengamati bagian-bagian
sel hidup dan mati.
2.
Mengenal susunan
sel pada Rhoeo discolor atau bunga
pikso.
3.
Mengetahui
bagian-bagian sel tumbuhan.
4.
Mengetahui
susunan dan letak dinding sel, sitoplasma, nukleus dan plastida dalam satu sel.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sel
Pada tahun 1655 sel ditemukan oleh Robert Hooke.
Hooke mengambil sebagian dari jamur yang ada di botol yang kemudian
ditelitinya. Kemudian dia melihat bentuk seperti kamar. Bentuk inilah yang
kemudia diberi nama sel. Dalam tubuh kita terdapat hampir 200 jenis sel. Pada
umumnya, sel memiliki struktur tubuh yang sama tetapi bentuknya bisa
berbeda-beda. Perbedaan bentuk sel terkait degan perbedaan kerja yang
dilakukannya dan tempat di mana mereka berada (Sema, 2007).
2.2 Dasar
Struktur Sel
Sel adalah unit kehidupan terkecil, yang berarti sel
ini menjalani metabolisme, homeostatis, pertumbuhan dan reprokduksi. Bagian
dalam sel eukariota terbagi menjadi berbagai kompartemen fungsional termasuk
nukleus. Sel prokariotik biasanya lebih kecil dan lebih sederhana, tidak
memiliki nukleus, Sel berbeda dalam hal ukuran, bentuk dan aktivitas. Menurut
Prasaja (2009), semua sel-sel mirip dalam tiga aspek, yaitu:
1.
Membran plasma
adalah membran terluar sel. Membran ini memisahkann aktivitas metabolisme dari
peristiwa di luar sel, tetapi tidak mengisolasi bagian dalam sel. Air, karbon
dioksida dan oksigen dapat menembus membran ini. Zat lain dapat menembus dengan
bantuan protein membran.
2.
Semua sel
eukariota memulai kehidupan dengan sebuah nukleus. Bentuk yang memiliki mebran
ganda ini mengandung DNA sel eukariota DNA sel prokariota terpusat di bagian
sitoplasma yang disebut nukleoid.
3.
Sitoplasma
merupakan campuran semu fluida dan air, gula ion dan protein yang berada di
antara membran plasma dan daerah DNA. Berbagai komponen sel berada di dalam
sitoplasma. Contohnya ribosom, struktur tempat pembentukan protein, terdapat di
sitoplasma.
Hubungan fisik, perbandingan antara
permukaan dan volume memengaruhi ukuran dan bentuk sel. Dengan perbandingan
ini, volume objek meningkat dalam pangkat diameternya sedangkan luas permukaan
meningkat dalam kuadran (Prasaja, 2009).
2.3 Sel Prokariotik dan Eukariotik
Kata
prokariotik berarti sebelum nukleus, yang mengingatkan bahwa prokariota ada
sebelum eukariota pertama. Prokariota memiliki satu sel, kelompok sel-sel ini
merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling
berfariasi. Prokariota hampir menempati semua lingkungan di bumi, meliputi
tempat yang sangat tidak ramah. Domain bakteri dan Archea meliputi semua
prokariota. Sel dari dua domain ini sama dalam penampilan dan ukuran tetapi
berbeda dalam detail stuktur dan metabolisme. Kebanyakan sel prokariotik tidak
lebih lebar dari satu mikrometer. Spesies berbentuk batang hanya beberapa
mikrometer. Tidak satupun yang mempunyai rangka internal, tetapi filamen
protrin di bagian bawah membran plasma memberi bentuk sel. Filamen ini juga
berfungsi sebagai rangka stuktur internal (Prasaja, 2009).
Semua
sel eukariota memulai kehidupannya dengan nukleus. Eu berarti benar, karyon berarti karnel (nukleus). Nukleus adalah organel. Organel adalah struktur yang
menjalankan fungsi tertentu dalam sel. Banyak organel terutama dala sel
eukariota, dibungkus membran. Seperti semua membran sel, membran yang
mengelilingi organel mengontrol jenis dan jumlah zat yang membungkusnya.
Kontrol ini memelihara kondisi lingkungan internal yang mendukung organel sel
untuk menjalankan fungsinya. Suatu organel mungkin berfungsi untuk mengisolasi
toksin atau zat yang sensitif terhadap organel lainnya, mentransfer beberapa
zat melaui sitoplasma, memelihara keseimbangan cairan, atau menyediakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya
reaksi yang tidak dapat terjadi di sitoplasma (Prasaja, 2009).
Interaksi
antar sistem organ mempertahankan kondisi tubuh hewan, interaksi antar sistem
organel mempertahankan kondisi sel. Zat dipindahkan dari organel yang satu ke
yang lain dan keluar-masuk membran plasma (Prasaja, 2009).
2.4 Sel Tumbuhan
Sel-sel
eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan. Tetapi ada sejumlah
perbedaan penting antara sel-sel dari organisme-organisme dalam kedua kingdom
tersebut. Sel-sel tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel ekstraseluler,
yang terbuat dari selulosa. Dinding sel ditemukan pula pada fungi dan bakteri,
tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari kebanyakan sel
tumbuhan. Vakuola merupakan ciri yang cukup menonjol pada sel tumbuhan.
Sentriol biasanya tidak ditemukan pada sel tumbuhan, sedangkan sel hewn selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak
tepat di luar nukleus. Tumbuhan sangat berbeda dari hewan dalam hal detil-detil
spesifik dari pembelahan sel (mitosis),
walaupun ciri-ciri umum dari fungsi reproduktif tersebut mirip dengan kedua
kelompok organisme tersebut. (Fried, 2005).
2.5 Sel Hidup dan Sel Mati
Perbedaan
sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari masing-masing
sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting dalam
metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal itu ditandai dengan adanya
bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang
berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki
peranan dalam proses kelangsungan kehidupa dan hanya berupa dinding sel (Campbell,
2000).
2.6 Berbagai Metoda dalam Pengkajian Sel
Sel
selain berukuran kecil juga rumit dalam organisasinya, sehingga berbagai
kesulitan dihadapi para peneliti. Sebuah sel sulit diamati strukturnya, sulit
diungkapkan komposisi molekulnya dan lebih sulit lagi masih harus menjelaskan
fungsi berbagai komponennya. Begitu beranekaragamnya teknik-teknik percobaan
yang telah dikembangkan untuk mengkaji sel. Sebagian besar kemajuan dalam
biologi sel termasuk hal yang menarik dalam masa-masa mutakhir ini telah meloncat
ke pengenalan pemakaian metode-metode baru, untuk dapat benar-benar memahami
biologi sel, orang harus dapat mengerti sesuatu dari teknik-teknik percobaan
(Subowo, 1995).
BAB
3
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Kegiatan
praktikum Biologi Umum Pengamatan Sel dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Agustus
2016. Bertempat di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 9 BINSUS Manado.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1)
Silet
2)
Mikroskop
3)
Pipet
4)
Kaca Objektif
(Objek Glass)
5)
Kaca Penutup
(Deck Glass)
6)
Beker Glass
7)
Kertas Tissue
3.2.2
Bahan
1)
Bawang Merah
2)
Kapas
3)
Empulur Ketela
Pohon
4)
Air
5)
Daun Rhoeo
Discolor/Bunga Pikso
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Pengamatan Sel Pada Daun Rhoeo discolor/Bunga Pikso
1.
Koreklah/ambillah
bagian daun yang berwarna ungu pada daun tersebut.
2.
Taruh bagian
daun yang telah diambil tersebut ke atas Kaca Objektif.
3.
Tetesi dengan
sedikit air.
4.
Tutup bagian
daun tersebut dengan Kaca Penutup.
5.
Amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
3.3.2
Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)
1.
Bukalah satu
lapis umbi bawang merah dan buatlah sayatan kulit dari umbi lapis tersebut.
2.
Letakan sayatan
di Kaca Objektif dan beri 1 tetes air dan tutup dengan Kaca Penutup (Deck
Glass) secara perlahan jangan sampai ada gelembungan udara.
3.
Amati dibawah
mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
3.3.3
Pengamatan Sel Gabus (Manihot utilisima)
1.
Ambillah gabus
dari ketela pohon, pada bagian tengah batang.
2.
Buatlah sayatan
setipis mungkin, lalu letakkan sayatan di atas Objek Glass dan beri setetes
air.
3.
Amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran kuat.
3.3.4
Pengamatan Serat Kapas
1.
Letakkan
beberapa tetes air pada Objek Glass.
2.
Ambil 2-3 helai
serat kapas dan letakkan pada tetesan air tersebut.
3.
Tutuplah dengan
Deck Glass secara hati-hati jangan sampai ada gelembung udara.
4.
Amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran kuat.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Sel
No.
|
Nama
|
Gambar (Perbesaran 10 x 10)
|
Keterangan
|
1.
|
Bawang
Merah (Allium Cepa)
|
|
1.
Inti sel
2.
Sitoplasma
3.
Dinding Sel
|
2.
|
Kapas
(Gossypium sp.)
|
1.
Sitoplasma
2.
Dinding sel
|
|
3.
|
Gabus
(Manihot Utilisima)
|
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
|
|
4.
|
Rhoeo
Discolor
|
1.
Dinding sel
2.
Inti sel
3.
Sitoplasma
|
4.2
Pembahasan
Dari
praktikum pengamatan sel yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa objek
atau bahan yaitu, bawang merah (Allium
cepa), Gabus, Kapas (Gossypium sp.)
dan Rhoeo discolor di dapat hasil
sebagai berikut.
Pada
bawang merah (Allium cepa) yang
merupakan sel tumbuhan dan sel epidermisnya termasuk sel hidup, karena sel
bawang merah mempunyai inti sel dan mempunyai cairan di dalamnya dan aktivitas
yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran cairan yang ada di dalam sel
epidermis bawang merah disebut nukleoplasma. Cairan tersebut berfungsi untuk
melindungi vakuola. Bentuk sel bawang merah seperti balok yang disusun miring.
Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu
memiliki, inti sel, dinding sel, kloroplas, membran sel dan sitoplasma. Epitel
pada bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel dan
sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting
bagi kelangsungan hidup.
Pada
sel gabus bentuknya adalah seperti segi delapan, ada juga yang seperti segi
lima atau segi enam. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak
memiliki isi, tidak memiliki inti sel dan tidak memiliki aktivitas yang terjadi
seperti pada bawang merah. Pada gabus hanya terdapat dinding sel dan vakuola
saja sementara bagaian yang lain kosong, sel mati ini juga tidak berperan bagi
kehidupan.
Sel
kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji yang dihasilkan pohon kapas
yang tumbuh di daerah tropika dan subtropika. Serat kapas ini banyak digunakan
dalam industri tekstil. Serat itu diolah dengan cara dipintal untuk menjadi
benang dan ditenun untuk menjadi benang dan ditenun untuk menjadi kain. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati sel kapas di bawah mikroskop
dengan perbesaran 10 x 10 diketahui bahwa sel kapas adalah sel sklerenkim yang
berfungsi sebagai jaringan penguat pada tumbuhan. Sel Gossypium sp adalah sel tunggal dari epidermis atau selaput luar
biji yang mengalami pemanjangan. Sel Gossypium
sp berbentuk serat-serat seperti benang terpilin yang memanjang. Sel Gossypium sp hanya memiliki dinding sel
dan torsi di beberapa bagian. Torsi merupakan inti sel yang sudah tidak
berfungsi lagi. Pada sel Gossypium sp tidak
terdapat inti sel dan sitoplasma serta organel hidup lainnya, karena itu sel Gossypium sp tergolong sel mati karena
tidak memiliki inti sel dan sitoplasma sehingga sel tidak dapat melakukan
aktivitas hidup.
Pengamatan
pada daun Rhoeo discolor bentuknya
berupa segi enam yang terdapat lima organel, yaitu dinding sel, membran sel,
sitoplasma, retikulum endoplasma dan nukleus. Namun pada saat meneliti lewat
mikroskop yang terlihat hanyalah nukleus dan dinding sel karena sel tersebut
adalah sel hidup. Rhoeo discolor juga
mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga
melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi
yang lebih kompleks. Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas
jaringan meristem.
Pada
sel gabus, terlihat seperti deretan ruang-ruang kosong berbentuk segi enam.
Pada sel gabus juga tidak terlihat organel apapun yang menyusun sel tersebut
kecuali dinding sel, pada sel gabus selnya mati dikarenakan sel gabus tidak melakukan
aktifitas dan tidak memiliki bagian-bagian seperti pada sel tumbuhan karena sel
gabus adalah bagian dari Sel tumbuhan (Sema, 2007).
Sel
gabus adalah jaringan pada tumbuhan agar jaringan di bawah Sel gabus ini tidak
kehilangan kebanyakan air. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya
kosong karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk
membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.
Serat
kapas termasuk sel prokariotik karena tidak memiliki inti sel dan termasuk sel
mati karena tidak memiliki inti sel bagian yang menyusun dari serat kapas
adalah, dinding sel, lumen dan torsi. Rhoeo
discolor mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama
dapat juga melakukan fungsi khusus yang yang dapat juga bersama jaringan lain
membentuk fungsi yang lebih kompleks. Selnya termasuk sel tumbuhan karena
memiliki dinding sel. Rhoeo discolor ini
termasuk sel hidup.
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan ada dua sel, yaitu sel hidup dan sel mati. Sel yang
dimaksud sel hidup, yaitu sel yang mempunyai dinding sel dan inti sel dan
sedangkan sel mati yaitu sel yang tidak mempunyai dinding sel dan inti sel.
Pengamatan sel bawang merah termasuk sel hidup dan sel matinya kapas karena
tidak mempunyai dinding sel dan inti sel (Deroberits, 1975).
Sitoplasma
ini terdiri dari medium semi cair yang dibuat oleh sitosol, yang di dalamnya
itu terdapat dengan organel-organel yang mempunyai bentuk sebagai dalam sel
prokariotik, sesuai dengan yang kami lakukan waktu praktikum itu terdiri dari
bawang merah atau Allium cepa yang
terdapat dengan membran plasma, inti sel dan terdapat dengan dinding sel yang
berbentuk bulat dan berwarna merah (Campbell, 2000).
Membran
plasma adalah perluasan yang memberan yang di dalam sel tersebut. Dengan mikroskop elektron, pada yang sudah
nampak dengan sel tersebut dengan berpasang-pasangan dan memberan ini mempunayi
struktur yang terdapat lipid dan protein dan memberan plasma, dan di dalam
praktikum yang kami lakukan dan yang kami amati itu terdapat dalam gabus
terdapat dengan dinding sel dan vakuela dan sedangkan pada kapas itu terdapat
dengan dinding sel, lumut dan senterosol yang di dalamnya yang ketiga tersebut
termasuk dengan di dalam struktur sel (Campbell, 2000).
Dalam
dan bentuk dan struktur sel itu terdapat yang namanya membran sel adalah suatu
batasan antara sel dengan lingkungan yang terdapat dalam membran sel. Membran
sel juga dapat berfungsi untuk interfase antar mesin-mesin yang bagian dalam
sel dan cairan yang membasahi di dalam sel. Membran sel yang sangat tipis
sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron (Campbell, 2000).
Di
dalam sel itu biasanya terdapat dengan nukleus dan mitokanderia itu yang
terdapat dalam struktur yang sangat banyak dalam sel tumbuhan. Nukleus
merupakan pusat pengendalian sel, sebagai contoh sel yang terdapat dalam
nukleus contohnya amoeba, yang
sedangkan mitokanderia itu terdapat juga dalam struktur sel yang berbentuk
tongkat dan berbentuk 0,2 um (Campbell, 2000).
Di
dalam sel juga mempunyai ciri-ciri penting yang sama dalam sel itu terdapat
dalam proses kimia sel, itu terdapat ratusan reaksi kimia yang berlangsung
dengan terjadinya sel yang telah ditemukan. Beberapa reaksi kimia yang telah
ditentukan dengan menghasilkan energi bebas yang terdapat dalam sel yang
pertama itu pembakaran bahan bakar kayu, yang telah terdapat dalam persamaa
yang sama dengan mempercepat reaksi dengan menaikkan suhu yang terdapat dengan
reaksi kimia dalam sel, baik itu sel hewan maupun yang terdapat dalam sel
tumbuhan (Campbell, 2000).
BAB
5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktikum
diatas ialah sebagai berikut:
Pada sel bawang merah terdapat inti sel, dinding sel dan
sitoplasma. Pada sel kapas terdapat sitoplasma dan dinding sel. Pada sel gabus
terdapat sitoplasma dan dinding sel dan pada sel Rhoeo discolor terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma.
5.2
Saran
Sel
merupakan unit terkecil penyusun dari makhluk hidup sehingga sebagai calon guru
biologi pegamatan sel dirasakan sangat penting sehingga dapat membantu
siswa/mahasiswa dengan mudah dapat membedakan sel yang hidup dengan sel yang
mati.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Campbell, Nail
A. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga
·
Fawcett, Don W.
2002. Buku ajar Histologi. Jakarta:
EGC
·
George, H
Friedd. 2011. Biologi. Jakarta:
Erlangga
·
Gul, Sema. 2007.
DNA dan sel. Jakarta: Yudihstira
·
Psasaja, Yenny.
2009. Biologi. Jakarta: Salemba
Teknika.
·
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa Bandung.
·
http://rahmahawaliyah.blogspot.co.id/2015/05/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar